Kaum muslimin rahimakumullah,
Allah SWT berfirman:
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…. (QS. Al Baqarah 185).”
Kaum muslimin rahimakumullah,
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan dalam ayat di atas Allah SWT memuji bulan Ramadhan dengan memilihnya untuk menurunkan Al Quran al Azhim, sebagaimana juga kitab-kitab samawi lainnya seperti Injil dan Taurat. Namun, berbeda dengan kitab-kitab samawi yang lain yang diturunkan secara sekaligus, Al Quran justru diturunkan secara berangsur-angsur sebagai petunjuk dan jawaban atas realitas yang dihadapi Rasulullah saw.
Apa saja yang dipersoalkan oleh orang-orang musyrik, maka Allah SWT menurunkan Al Quran kepada Rasulullah saw. untuk menjawabnya. Allah SWT berfirman :
“Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.(QS. Al Furqan 32-33).”
Kaum muslimin rahimakumullah,
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan bahwa ayat “hudan linnaas wa bayyinaat minal huda wal furqan” adalah pujian kepada Al Quran yang Allah turunkan sebagai petunjuk (huda) bagi hati-hati para hamba-Nya yang beriman kepada Al Quran, membenarkannya, dan mengikutinya. Selain itu, Al Quran berfungsi sebagai dalil-dalil dan argumen-argumen yang jelas bagi orang yang memahaminya dan mentadabburinya yang menunjukkan kebenaran dari petunjuk (huda) yang menafikan kesesatan. Juga Al Quran memisahkan antara yang haq dari yang bathil dan yang halal dari yang haram.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Sebagai petunjuk kehidupan dan berbagai penjelasannya, Al Quran meliputi seluruh aspek kehidupan dan seluruh persoalan manusia. Sebab Al Quran itu menjelaskan segala sesuatu. Allah SWT berfirman :
“dan kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. ( QS. An Nahl 89).
Selainmenerangkan tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan, berbagai perkara di hari qiyamat, dan pandangan hidup haq dan lurus maupun jalan-jalan yang sesat dan batil, Al Quran juga menerangkan berbagai jawaban atas masalah-masalah kehidupan, baik kehidupan pribadi, kehidupan masyarakat, maupun kehidupan bangsa dan negara.
Sebagai contoh, dalam menjawab pertanyaan tentang darah haid Al Quran menerangkan bahwa itu adalah penyakit dan sekaligus bagaimana petunjuk hubungan suami istri (QS. Al Baqarah 222). Dalam menjawab pertanyaan tentang harta rampasan perang, Al Quran menerangkan bahwa harta rampasan perang itu (al anfal) pembagiannya diserahkan kepada Alllah dan rasul-Nya (QS. Al Anfal 1).
Ketika menghadapi pertanyaan orang-orang Anshar kenapa Nabi saw membagi harta rampasan (fai’i) dari Yahudi Bani Nadlir kepada seluruh kaum Muhajirin dan tidak kepada orang-orang Anshar, kecuali dua orang fakir saja di antara mereka, maka Al Quran menerangkan hal itu adalah agar harta tidak berputar-putar di kalangan orang kaya saja (QS. Al Hasyr 7).
Dan secara mendasar Al Quran menerangkan bahwa konsep pemilikan yang hakiki adalah bahwa semua harta di dunia ini milik Allah, dan manusia bisa memiliki harta lantaran ada izin dari Allah (QS. An Nuur 33 dan Al Hadid 7), Dalam mengelola harta Al Quran menerangkan halalnya jual beli dan haramnya riba (QS. Al Baqarah 275).
Dan dalam mengelola perekonomian dan sumberdaya alam dalam negeri, Al Quran menerangkan tentang larangan dan bahayanya infestasi asing dari kaum kafir imperialis yang akan menghasilkan eksploitasi dan hegemoni ekonomi atas umat dan bangsa ini (QS. An Nisa 141). Dalam masalah membuat hukum dan perundangan, Al Quran menerangkan bahwa itu adalah hak prerogratif Allah SWT Sebaik-baik Pengambil Keputusan (QS. Al An’am 57) sedangkan manusia sekedar memahami dan menjalankannya.
Tentu masih banyak lagi yang diterangkan Al Quran sebagai petunjuk hidup, bahkan satu-satunya petunjuk hidup, bagi manusia sehingga manusia bisa hidup baik, sejahtera, dan bahagia di dunia maupun di akhirat dan selamat dari api neraka. Pantaslah kalau Allah SWT menyatakan kesempurnaan dinul Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. dalam firman-Nya :
“…pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu… (QS. Al Maidah 3).”
Juga janji Allah SWT yang telah mengutus rasul-Nya dan dinul Islam yang haq untuk Dia menangkan atas din-din yang lain, sebagaimana firman-Nya: Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi. (QS. Al Fath 28).
Kaum muslimin rahimakumullah,
Dengan kelengkapan dan kesempurnaan petunjuk hidup manusia yang dibawa oleh Rasulullah saw. maka pantaslah baginda Rasulullah saw. berhasil membangun umat dan negara yang kuat di kota Madinah dan dalam tempo 10 tahun berhasil menyatukan seluruh wilayah jazirah Arab yang sekarang terdiri dari 7 negara (Arab Saudi, Kuwait, Yaman, Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, Bahrain) dalam satu kesatuan negara dan umat, yakni Islam dimana Rasulullah saw. sebagai Nabi sekaligus kepala negaranya.
Dan para sahabat yang merupakan generasi yang dibimbing dan digembleng oleh Rasulullah saw. dengan kurikulum Al Quran dan As Sunnah menjadi umat paling unggul di dunia (khairu ummah, QS. Ali Imran 110) yang pasca wafatnya Rasulullah saw tidak stagnan, apalagi mundur dan bubar, tapi malah berhasil meraih kejayaan dan melakukan berbagai pembebasan hingga berhasil menaklukkan tirani adidaya Persia dan Rumawi pada tahun 15 Hijriyyah (lima tahun bakda wafatnya Rasulullah saw.) di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Al Khaththab r.a.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Di bulan Ramadhan, bulan diturunkannya Al Quran ini, para ulama dan pimpinan umat hendaknya bertekad untuk membangun kembali umat dan negara ini dengan petunjuk Al Quran sebagaimana dulu Rasulullah saw. dan para Khulafaur Rasyidin membangun umat dan negaranya. Dan dalam hal ini, para ulama dan pimpinan umat harus bersikap kaffah dalam menerangkan dan mengajak umat menjadikan Al Quran sebagai petunjuk hidup bagi umat dan negara ini.
Umat dan negara ini tidak boleh membeda-bedakan penerimaan dan pengamalan ayat-ayat Al Quran antara satu ayat dengan ayat yang lain. Artinya, ayat “kutiba alaikumus shiyam” diterima dan diamalkan apa adanya sebagaimana ayat “kutiba alaikuml qital”…dan lain-lain. Seluruh ayat al Quran adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang dengan berpegang teguh padanya umat Islam akan menjadi umat terbaik (khairu ummah).
Baarakallahu lii walakum